Masa
VOC ( Vereenigde Oost Indische Compagnie )
1.
Perkembangan Kehidupan Masyarakat Indonesia
Masa VOC
Pada
tahun 1602, VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh
Francois Wittert.
Secara
bertahap, VOC dapat menguasai pelabuhan
Banten, Sunda Kelapa, Maluku, dan Makassar. Pada 1606, VOC mendirikan loji
(pangkalan dagang) di Banten. Kemudian pada 1610, VOC untuk pertama kalinya
mengangkat Gubernur Jenderal Pieter Both yang berkedudukan di Ambon. Letak
Maluku yang jauh dari Selat Malaka membuat VOC mencari pelabuhan yang strategis
dan memilih Jayakarta sebagai pangkalan dagang utamanya. Gubernur Jenderal Jan
Pieterszoon Coen yang saat itu menjadi kepala administrasi Banten mengusir
orang-orang Banten dan membakar Jayakarta. Pada 30 Mei 1619, Jan Pieterszoon
Coen mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.
Hampir
dua abad (1610-1799), VOC menguasai perdagangan dan pelayaran Nusantara. VOC
telah banyak mengeruk keuntungan dari Indonesia. Akan tetapi, pada awal abad
ke-18 VOC mengalami kemunduran. Faktor-faktor yang mentebabkan VOC mengalami
kemunduran, yaitu :
a. Meningkatnya
persaingan dagang dengan kongsi dagang milik Inggris;
b. besarnya
biaya perang dalam menghadapi perlawanan rakyat Indonesia ;
c. meningkatnya
kebutuhan gaji pegawai ;
d. merajalelanya
korupsi di kalangan pegawai VOC.
Pada
1795, harta kekayaan VOC diperiksa
(diaudit) oleh pemerintah Belanda. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa VOC
mempunyai utang sebesar £ 136,7 juta dan tidak mampu mengembalikan. Pada 31
Desember 1799, VOC secara resmi dibubarkan dan kedudukannya diambil alih oleh
pemerintah Belanda, tetapi semua harta kekayaannya, termasuk daerah dagangannya
(kekuasaannya) menjadi milik pemerintah Belanda.
2.
Perlawanan Rakyat terhadap VOC
Perlawanan
tersebut ditandai dengan persaingan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dalam
rangka memperebutkan hegemoni wilayah dan perdagangan yang melibatkan VOC.
a.
Perlawanan Rakyat Mataram (1628-1629)
Sultan
Agung yang mempunyai cita-cita untuk mempersatukan wilayah Pulau Jawa dalam
kekuasaannya berusaha mengalahkan VOC di Batavia (Jakarta). Nmun, penyerangan
ke Batavia yang dilakukan pada 1628 dan 1629 mengalami kegagalan karena selain
pasukan dan persiapan pasukannya yang belum matang, juga tidak mampu membuat
blog perlawanan bersama kerajaan-kerajaan lainnya, misalnya Kesultanan Banten
di Jawa Barat.
b.
Perlawanan Rakyat Banten (1650-1682)
Pengangkatan
Sultan Haji sebagai Sultan Banten oleh Sultan Agung Tirtayasa membuka
kesempatan VOC untuk untuk campur dalam urusan Kesultanan Banten. Sultan Ageng
yang sangat anti VOC segera menarik kembali tahta untu anaknya. Sultan Haji kemudian meminta
bantuan VOC untuk membantu mengembalikan tahtanya. Akhirnya, melalui kerja sama
VOC, Sultan Haji memperoleh kembali tahtanya dengan imbalan
diserahkannyasebagian wilayah Banten kepada VOC.
c.
Perlawanan Rakyat Makassar (1650-1669)
Sultan
Hasanuddin telah menduduki Sumbawa sehingga jalur perdagangan bagian timur
Nusantara dapat dikuasainya. Penguasaan ini merupakan penghalang Belanda dalam
melakukan aktivitas perdagangan. Pertempuran antara Sultan Hasanuddin dan
Belanda selalu terjadi. Pasukan Belanda yang dipimpin oleh Cornelis Speelman
selalu dapat dihadang pasukan Sultan Hasanuddin.
Untuk
menghadapi Sultan Hasanuddin, Belanda meminta bantuan Aru Palakka dari
Kesultanan Bone yang bersengketa dengan Sultan Hasanuddin. Dengan kerjasama
tersebut akhirnya Makassar jatuh ke tangan Belanda dan Sultan Hasanuddin harus
menandatangani Perjanjian Bongaya pada 1667.
d.
Perlawanan Untung Surapati (1686-1706)
Perlawanan
tersebut dilakukan dengan bersekutu bersama Sunan Amangkurat II yang merasa
berat atas perjanjiannya dengan VOC. Perlawanan pertama, Untung Surapati
berhasil mengalahkan VOC yang dipimpin Kapten Tack.
Tahun
1703, putra Amangkurat II, yaitu SultanAmangkurat III berseteru dengan pamannya
yang bernama Pangeran Puger, yang menginginkan tahta Mataram. Pangeran Puger
bersekutu dengan VOC untuk menjatuhkan Sunan Amangkurat III. Untuk itu,
Pangeran Puger bersedia membuat perjanjian dengan VOC dengan ketentuan menyerahkan sebagian wilayah
kekuasaan Mataram. Tahun 1705, Pangeran Puger kemudian dinobatkan oleh VOC
menjadi Sunan di Mataram dengan gelar
Sunan Pakubuwono I.
Setelah
itu, dimulailah peperangan antara Sunan Pakubuwono I dan Untung Surapati yang
dibantu oleh Sunan Mangkurat III. Pada 1706, VOC akhirnya berhasil melumpuhkan
kekuasaan Untung Surapati di Kartasura.